"Jangan biarkan semangat sukses mengendor. Buatlah rangsangan supaya semangat sukses tetap membara"
Semangat memang bisa naik dan bisa turun. Terkadang kita sangat bersemangat untuk mengerjakan sesuatu. Pada kesempatan lain, kita sudah tidak lagi bersemangat. Salah seorang kenalan saya yang berobsesi menjadi seorang pengusaha sukses, beberapa saat yang lalu sangat bersemangat untuk mengembangkan bisnisnya. "Bisnis dengan model kecil dengan penghasilan luar biasa" demikian Ia memberi label pada bisnisnya. Namun saat ini Ia saya lihat tidak terlampau bersemangat seperti sedia kala. Teman saya lainnya memiliki obsesi menjadi seorang penulis terkenal. Saat sedang semangat-semangatny a menulis, Ia mentargetkan menulis satu artikel setiap hari. Hasilnya saat itu memang luar biasa. Dalam satu bulan Ia mampu menyelesaikan satu draft buku. Sayang sekali semangat itu mulai mengendor. Saat saya tanya tentang kemajuan tulisan-tulisannya dikatakannya bahwa Ia sendiri tidak tahu mengapa saat ini semangatnya mengendor. "Gimana sih biar kita bisa menjaga semangat supaya konsisten tetap semangat?" demikian pertanyaan yang kemudian Ia munculkan. Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan teman saya tadi, yaitu supaya kita bisa menjaga stamina semangat kita, biar "ON" terus, gak pernah loyo.
Seseorang akan memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu apabila Ia memiliki rangsangan yang cukup untuk mengerjakan hal tersebut. Rangsangan tersebut bisa datang dari diri sendiri maupun datang dari orang lain. Rangsangan yang datang dari diri sendiri berkaitan dengan keinginan orang tersebut untuk mewujudkan sesuatu. Sebagai contoh, seseorang yang menginginkan untuk memiliki bisnis restoran akan memiliki semangat untuk mewujudkan berdirinya sebuah restoran. Semakin besar keinginan untuk memiliki sesuatu akan semakin besar pula semangat kita untuk mengerjakan sesuatu. Semakin besar keinginannya akan semakin besar pula semangatnya. Untuk itu agar kita memiliki semangat yang membara maka kita harus jaga keinginan kita untuk mewujudkan sesuatu.
Buatlah imajinasi yang mendorong kita ingin mewujudkan keinginan kita. Seorang yang ingin menulis sebuah buku akan terjaga semangatnya apabila Ia sering berimajinasi tentang buku-bukunya yang dipajang di toko buku dan kesibukannya melayani pembaca yang minta tanda tangan. Berimajinasi itu gratis! Mengapa tidak sering lakukan? Berimajinasi itu tidak akan membuat kita malu karena tidak ada orang lain yang tahu. Maka kita tidak perlu ragu-ragu untuk berimajinasi. Dari mana harus memulai, ingin dulu atau imajinasi dulu? Dua-duanya bisa. Kalau kita sudah memiliki keinginan maka berimajinasilah. Namun bisa juga sebaliknya, kita berimajinasi kemudian keinginan akan muncul.
Rangsangan yang membangkitkan semangat kita bisa juga datang dari orang lain. Teman kita yang sukses dalam hal tertentu akan merangsang kita untuk melakukan hal yang sama. Saya ingat saat saya berhasil menulis sebuah buku yang berjudul "the art of controlling people" yang kemudian diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, teman-teman saya banyak yang terangsang untuk menulis juga. Saya amati beberapa dari mereka kemudian menyisihkan waktu di tengah kesibukannya untuk menulis. Kalau demikian, agar kita terangsang maka kita perlu bergaul dengan orang-orang yang menurut pertimbangan kita akan merangsang semangat kita untuk mengerjakan hal tertentu. Kalau kita ingin menjadi penyanyi akan lebih kondusif apabila kita sering berada di tengah masyarakat yang menekuni dunia entertainment. Seseorang yang memiliki obsesi menjadi penyanyi mungkin tidak akan terangsang semangatnya apabila berada di sekitar ilmuwan. Demikian pula sebaliknya. Seseorang yang memiliki obsesi menjadi seorang ilmuwan akan terangsang semangatnya apabila berada di sekitar para ilmuwan, apabila menyaksikan presentasi dari profesor terkenal, atau hadir dalam seminar-seminar.
Agar kita bisa menjaga semangat kita agar tetap berstamina dan tidak loyo cobalah simak beberapa anjuran yang saya dapatkan dari beberapa sumber:
a. Terus bangkitkan keinginan untuk mendapatkan sesuatu
b. Beradalah di sekitar orang-orang yang akan membuat Anda bersemangat untuk maju.
c. Jangan berhenti berimajinasi.
d. Hindari pernyataan diri yang akan menurunkan semangat kita seperti aku sudah terlambat untuk memulai, aku terlampau muda, aku terlampau tua, aku tidak berbakat, aku tidak secerdas mereka, pendidikanku tidak sehebat mereka, aku tidak kaya seperti mereka, dan sebagainya.
e. Terus tanamkan ion-ion positif di dalam pikiran kita. Jaga pikiran positif kita.
f. Jangan biarkan ion negatif masuk dalam pikiran kita. Buanglah pikiran negatif.
g. Bergembiralah kalau ada orang yang sukses, kemudian berdoalah agar kita bisa juga seperti mereka.
h. Segera lakukan action pada apa yang kita inginkan. Perjalanan ribuan kilometer hanya akan bisa kita capai bila kita melangkah untuk pertama kalinya, yang kemudian kita susul dengan langkah-langkah berikutnya.
i. Sering-seringlah membaca buku yang membangkitkan semangat.
j. Pilih tayangan televisi yang memberikan semangat.
k. Saat kira sadar bahwa kita sedang tidak bersemangat, segera bangkit, dan kobarkan kembali semangat kita.
Jangan sia-siakan hidup kita. Jangan sia-siakan waktu kita. Jangan biarkan kita loyo. Ayo bangkit. Kita jaga semangat kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jangan biarkan pikiran negatif melemahkan semangat kita. Be positive! Maju terus pantang mundur. Semangat!
*) Agung Praptapa adalah seorang dosen, konsultan manajemen & akuntansi, dan trainer di bidang pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Penulis buku "The Art of Controlling People" (Gramedia, 2009).
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “Ayo Jaga Stamina Semangat, Jangan Loyo”
Posting Komentar