“Saya telah memutuskan untuk mempertahankan cinta. Kebencian merupakan beban yang terlalu besar untuk ditanggung.”
- Martin Luther King, Jr.
Minggu siang, 8 April 2001 di Augusta National Golf Club Georgia, Amerika Serikat, Tiger Woods, pegolf yang saat itu berusia 25 tahun, menyelesaikan hole ke-18 dengan mengayunkan putter-nya dari jarak 5 meter dan masuk sempurna! Para penonton berteriak histeris, “Tiger, Tiger!” Melalui kemenangannya ini Tiger Woods mencapai prestasi yang luar biasa. Dalam jangka waktu setahun ia telah meraih juara dari empat pertandingan yang amat bergengsi di dunia golf internasional. Ayahnya berkata, “Ketekunan berlatih, tekad kuat untuk meraih kemenangan, tabah mengatasi kekalahan merupakan cirri-ciri Tiger Woods.” Walaupun mengalami diskriminasi di beberapa klub golf, namun ayahnya berpesan secara arif, “Jangan sampai kau sakit hati dan memupuk dendam. Kau harus mengasihani orang-orang yang masih rasialis.”
Di sepanjang perjalanan karier dan bisnis, tidak dapat dipungkiri bahwa kita harus berhadapan dengan berbagai jenis kepribadian manusia. Roberta Cava, dalam bukunya Dealing with Difficult People, menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang berpotensi menyulitkan kita, yaitu :
- Mereka yang sering membuat kita emosional
- Mereka yang membuat kita melakukan yang sesungguhnya tidak kita inginkan
- Mereka yang menghalangi atau mencegah kita untuk melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan.
- Mereka yang suka menimbulkan perasaan bersalah jika kita tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya.
- Mereka yang suka menimbulkan perasaan-perasaan negative terhadap kita seperti frustasi, marah, minder, iri, depresi, dan sebagainya.
- Mereka yang selalu menggunakan kekerasan dan memanipulasi untuk menapai tujuannya.
Kita tidak mungkin dapat mengendalikan sikap orang-orang tersebut. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mencegah agar mereka tidak berbuat negatif. Namun, kita bisa mengelola hati kita. Daripada sibuk menyimpan kepahitan, dendam, dan amarah yang jelas-jelas tidak berguna, bukankah lebih baik jika kita berpikir tentang cara kita agar dapat menaklukkan musuh tanpa bertempur? Ingatlah bahwa tidak ada yang lebih hebat yang dapat menghambat kebahagiaan kita daripada rasa benci, marah, dan kepahitan. Tidaklah penting apa yang dilakukan seseorang terhadap kita atau besarnya kesalahan mereka. Jika kitak memaafkannya, kitalah yang akan menanggung akibatnya. Memaafkan dan mengampuni orang lain membebaskan kita dari kelumpuhan hidup. Menyimpan rasa dendam dan amarah memboroskan tenaga dan energy yang dapat kita arahkan menuju kebahagiaan. Jika rela memaafkan, kita dapat menyumbang lebih banyak kepada kehidupan dan menyumbang lebih banyak pada kehidupan dan merasa kebahagiaan dan merasa kebahagiaan. Jika rela memaafkan, kita dapat menyumbang lebih banyak pada kehidupan dan merasa bahagia terhadap diri sendiri dan orang lain. Pengampunan itu menyembuhkan. Pengampunan membuka hati kita, membebaskan emosi-emosi kita, melepaskan energy yang tersumbat dalam tubuh, dan membiarkan daya hidup mengalir bebas.
Mengampuni dan melupakan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tindakan ini diperlukan kerendahan dan kebesaran hati. Namun, itulah satu-satunya cara untuk menempuh jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati.
*taken from: Inspirasi 5 Menit – Imelda Saputra
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “Jalan Menuju Kebahagiaan”
Posting Komentar