Breaking The Limit!

Assalaamu’alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh… Jujur saja hari ini saya bingung mau nulis apa hahaha… Tapi karena selalu ada desakan kuat dari teman-teman (terutama di Twitter) yang sering mengingatkan untuk selalu menulis #notesfromQatar tiap hari Jumat, akhirnya pagi ini saya duduk di depan laptop dan memutar otak saya untuk berpikir mau nulis apa karena saya yakin otak pasti bisa bekerja saat kepepet hehee.. baiklah saya akan coba memulai tulisan ini dengan kalimat dari planet mars yang pernah saya baca ini…
.
“Menuurt sbeauh penilitean di Cmabrigde Uinervtisy, tdaik mejnadi maslaah bgaimanaa urtaun huurf-huurf di dlaam sebauh ktaa, ynag palnig pnteing adlaah leatk hruuf partema dan terkhair itu bnaer. Siasnya dpaat brantaaken smaa skelai dan kmau maish dpaat mebmacanya tnpaa msaalah. Hal ini kerana oatk masunia tdaik mambeca seitap huurf msaing-msaing, tatepi ktaa kesuleruhan”
.
Apakah bisa dibaca bapak-bapak dan ibu-ibu? pasti kita semua bisa membacanya dengan lancar kan? Meskipun kata-kata di atas tidak pernah kita temukan di dalam kehidupan kita. Yesss, itulah hebatnya otak manusia! Otak bisa membaca suatu kata meskipun kata tersebut tidak tersusun secara benar. Otak tidak perlu membacanya secara detail satu persatu, melainkan langsung secara keseluruhan dari kata tersebut.
.
Otak yang dimiliki manusia tidak hanya berfungsi sebagai pusat kontrol organ-organ tubuh, tapi juga sebagai pusat pengendali dari segala apa yang kita lakukan, pikirkan dan rasakan. Otak ibarat prosesor, pusat pengolah data yang dikirim dari seluruh tubuh untuk selanjutnya memberikan perintah kepada organ-organ tubuh agar bereaksi sesuai dengan rangsangan yang ada. Saking hebatnya otak kita, bahkan sukses atau tidaknya manusia pun semua berasal dari pikiran yang ada di dalam otak.
.
Awal dari kesuksesan adalah keyakinan. Jika kita yakin sukses, InshaAllah pasti sukses. Tapi kalau yakin tidak sukses, maka 101% pasti ga bakal sukses terus. Latih terus otak setiap harinya untuk selalu memasukkan energi positif dan hilangkan semua tembok tembok penghalan dan energi-energi negatif yang ada. Saya teringat ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa dalam kehidupan ini selalu ada yang namanya batas maksimum dari kemampuan seseorang.
.
Namun jika kita belum menemukan batas maksimum itu berarti kita belum mengetahui batasan tersebut. suatu penelitian mengatakan bahwa rata-rata manusia di dunia ini hanya mengunakan kurang dari 5% kemampuan otaknya, di Indonesia mungkin sekitar 2-3% aja dari total potensi 100% otak kita. Penelitian lain mengatakan bahwa setiap hari otak manusia melakukan proses pemikiran lebih dari 25,000 kali namun sayangnya kita lebih sering menggunakan otak hanya untuk menyelesaikan pekerjaan rutinitas setiap hari. Sisanya untuk tidur-makan-ke toilet, tidur-makan-ke toilet, dst :D
..
Pernah dengar nama Roger Bannister? Dia adalah seorang pelari asal Inggris yang agak nyeleneh tapi hebat. Dia bukan hanya menggunakan otot ketika berlari, namun juga otaknya. Dia ingin mengetahui batas maksimum waktu lari yang ditempuhnya dan yang lebih hebat lagi, dia juga ingin melampaui batasan yang dibuat orang. Pada tahun 1954, tidak seorang pun yakin bahwa seorang manusia mampu menembus waktu lari dibawah 4 menit untuk jarak satu mil. Para dokter membuat suatu analisa bahwa jika seorang pelari berusaha menembus batas waktu tersebut, paru-parunya akan hancur dan jantungnya tidak mampu berdenyut lebih cepat lagi untuk melampaui waktu tersebut.
.
Bannister ingin membuktikan bahwa anggapan tersebut keliru dan dia pasti mampu menembus batasan tersebut. Dengan memakai teknik menaruh 4 pelari masing-masing pada setiap jarak seperempat mil. Ternyata usahanya tidak sia-sia, Bannister mampu menembus batasan manusia dengan catatan waktu 3 menit 59.6 detik. Seminggu setelah itu, ada 37 pelari mampu berlari di bawah catatan 4 menit. Dan ternyata, dalam satu tahun setelah Bannister berlari di bawah 4 menit, lebih dari 300 orang telah berlari di bawah rekor 4 menit.
.
Saat ini rekor dipegang oleh pelari asal Morroco, Hicham El Guerrouj dengan catatan waktu 3 menit 43.13 detik atau lebih cepat 16 detik dari catatan waktu Bannister. Demikian juga Eamon Coghlan mampu mengalahkan catatan rekor Bannister, dengan waktu 3 menit 58.15 detik, pada usia 41 tahun dan beberapa pelari SMA mampu berlari lebih cepat dari Bannister. Bahkan seorang dokter memprediksikan bahwa pada tahun 2034 nanti, akan ada seseorang yang mampu menembus batas waktu 3 menit 30 detik. Can You Believe It?
.
Oke next adalah Johny Weismuller, yaitu seorang aktor yang lebih sering dikenal sebagai julukan Tarzan, yang biasa temenan sama monyet itu. Kepiawaiannya di layar perak bermula dengan kemampuannya memecahkan berbagai rekor renang. Tercatat lebih dari 53 rekor Amerika dan 17 rekor dunia suatu catatan rekor yang pasti mendapatkan decak kagum pada jamannya. Weismuller adalah perenang pertama di dunia yang mampu berenang jarak 100 meter di bawah catatan waktu satu menit. Bahkan pada zamannya, seorang wartawan pernah mengatakan bahwa selama dunia ini ada, tidak akan ada yang pernah mampu mengalahkan Johny Weismuller.
.
Namun ternyata rekor Weismuller yang ditorehkannya pada tahun 1936 bukanlah sesuatu yang hebat pada jaman ini, terbukti pada Olimpiade Munich 1976, rekor terbaik Weismuller hanya menjadi rekor pre-eliminari yang harus dilewati para perenang agar dapat ikut bertanding. Bahkan di jaman sekarang, rekornya mampu dipecahkan oleh gadis yang berumur 13 tahun. Inilah yang mungkin bisa disebut sebagai menghancurkan mental block yang ada di dalam pikiran kita. Kalau orang bisa dengan pencapaian A, bukan berarti selamanya pencapaian A itu adalah yang paling final dan tidak bisa dikalahkan.
.
Jika seseorang mempunyai keinginan yang mengebu-gebu (desire) seringkali tidak peduli dengan batasan yang ditetapkan oleh orang lain (intelligent ignorance). Zig Ziglar mencetuskan bahwa desire adalah sesuatu yang membedakan antara prestasi rata-rata dengan prestasi juara. Namun seringkali kita lebih mirip dengan karakteristik seekor kutu. Jika kita mengambil seekor kutu dan memasukannya ke dalam toples tertutup, lama kelamaan kutu itu akan melompat hanya pada ketinggian tutup toples saja. Pada suatu saat ketika kita kembali membuka tutup toples, kutu itu tidak mampu lagi lompat melebihi tutup toples karena dia telah dikondisikan untuk melompat dengan ketinggian yang menurut dia maksimum.
.
Okelah contohnya jangan kutu, kita kan manusia masa disamain ama kutu hehehe… Kita ambil contohnya misalkan Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama. Selama ratusan tahun sejak Amerika berdiri hingga tahun 2008, tidak pernah ada ceritanya bahwa Presiden negara tersebut akan dipimpin oleh golongan kulit hitam karena yang menjadi penguasa adalah selalu golongan kulit putih. Kalau saja Obama dan teamnya juga memiliki anggapan demikian, maka selamanya tidak akan ada yang bisa menjadi Presiden dari golongan kulit hitam. Tapi Obama tidak perduli dengan anggapan dan “batasan” yang dibuat manusia tersebut, dia terus berjuang untuk menjadi seorang Presiden dengan segala lika-likunya dan akhirnya… He got it!!
.
Hal yang paling menakutkan jika kita telah merasa menemukan batasan-batasan palsu yang diakibatkan baik oleh pemikiran negatif kita sendiri atau pengalaman sebelumnya yang belum tentu benar pada saat ini, atau bisa juga percaya dengan ucapan orang lain. Kita memakai batasan itu untuk menjustifikasi ketidak-mampuan kita terhadap sesuatu. Janganlah membuat batasan abadi dalam hidup kita, buatlah batasan-batasan sementara agar kita dapat terus berusaha mencapai hal yang terbaik. Jangan mudah percaya terhadap apa yang dikatakan orang lain, namun ujilah kebenarannya dengan memberikan yang terbaik dalam hidup ini.
.
Rasulullah saw pernah mengatakan, “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka”
.
Itulah karakteristik seorang juara yang selalu memperbaharui target yang ingin dicapainya. Tiada hari tanpa adanya kemajuan, evaluasi menyeluruh dan selalu siap untuk selalu lebih memberikan yang lebih baik dari apa yang dimiliki sekarang. Tapi selalu ingat, sebelum kita menjadi seorang juara, hal yang pertama kali harus kita lakukan men-setting otak kita untuk berpikir dan bertindak sebagai seorang juara! Setelah otak sudah di set, lalu tanyakan kepada diri sendiri, “Are you ready to break the limit and become a champion?!!” :)
.
We cannot live by yesterday’s standards and expect extraordinary results today. Live life with passion!!

Sumber :  muhammadassad.wordpress.com/





Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.


Share |


Artikel Terkait:

Comments :

0 komentar to “Breaking The Limit!”


Posting Komentar