VIVAnews - Sering merasa pusing dan pandangan berkunang-kunang? Itu adalah dua di antara beberapa gejala anemia atau kurang darah. Seringkali, karena gejalanya ringan banyak wanita yang mengabaikan keluhan ini. Perlu Anda tahu, jika tidak diobati, masalah anemia dapat menjadi kondisi berbahaya yang memicu berbagai penyakit.
Kebanyakan orang yang menderita anemia memiliki gejala sama, kelelahan, lemah, pusing, dan kulit pucat. Jaringan tubuh dari penderita penyakit kurang darah ini akibat pasokan oksigen untuk tubuh tidak ideal, sehingga menimbulkan tanda atau gejala yang menganggu aktivitas.
Tapi jangan khawatir, ada cara untuk mencegah timbulnya masalah kurang darah, seperti dikutip All Women's Talk berikut ini:
Perbanyak makanan kaya zat besiZat besi bisa diperoleh dari makanan hewani dan sayuran. Contoh makanan kaya zat besi antara lain, tiram, hati, kerang, kalkun, sarden, udang, daging sapi, sereal, lentil, biji labu, dan kacang-kacangan.
Kurangi minum teh dan kopiStudi menunjukkan, teh dan kopi menghambat penyerapan asupan zat besi dalam tubuh. Teh sangat tinggi tingkat polyphenolnya, sehingga menghambat penyerapan zat besi. Penurunan penyerapan zat besi bisa mencapai 70 persen jika konsumsi teh terlalu banyak, dan 40 persen akibat konsumsi kopi. Bahkan kopi pekat bisa mengurangi penyerapan zat besi sebesar 50 persen.
Suplemen zat besiDosis harian yang direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen zat besi untuk wanita berusia antara 14-18 tahun adalah 15mg. Sedangkan pada wanita usia 19-50 tahun, dosis ditambah 3mg. Pada wanita hamil dianjurkan konsumsi dosis lebih tinggi, antara 17-22mg, sementara ibu menyusui harus dikurangi sedikit menjadi 15mg. Dan, untuk wanita usia 50 tahun ke atas dianjurkan untuk mengonsumsi 8 mg sehari.
Monitor siklus haidWanita yang mengalami pendarahan berat selama siklus haid bisa menjadi anemia. Untuk itu, penting mengawasi siklus haid, karena perdarahan hebat bisa menyebabkan Anda kekurangan zat besi. Jika pendaharan terlalu banyak, dan menyebabkan lemas selama haid sebaiknya perbanyak makanan kaya zat besi, atau konsultasi ke dokter untuk menentukan dosis tepat suplemen yang akan dikonsumsi.
Minum jus jerukVitamin C membantu tubuh menyerap zat besi dengan baik. Jika tak suka mengonsumsi buah utuh, jus jeruk bisa menjadi sumber vitamin C yang baik untuk tubuh.
Berhati-hati saat memasak makananMemasak makanan terlalu matang dan menggunakan banyak air bisa mengurangi kandungan zat besi yang ada dalam sayuran dan bahan makanan yang Anda masak. Makin banyak air yang Anda gunakan untuk memasak makanan, makin banyak zat besi akan ada dalam air yang Anda buang. Usahakan mengolah makanan dalam suhu serendah mungkin agar nutrisi makanan tak hilang.
Bayi juga bisa alami anemiaBayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah mengembangkan anemia, karena tingginya kandungan zat besi dalam ASI. Untuk itu berikan selalu ASI untuk si buah hati.
• VIVAnewsKebanyakan orang yang menderita anemia memiliki gejala sama, kelelahan, lemah, pusing, dan kulit pucat. Jaringan tubuh dari penderita penyakit kurang darah ini akibat pasokan oksigen untuk tubuh tidak ideal, sehingga menimbulkan tanda atau gejala yang menganggu aktivitas.
Tapi jangan khawatir, ada cara untuk mencegah timbulnya masalah kurang darah, seperti dikutip All Women's Talk berikut ini:
Perbanyak makanan kaya zat besiZat besi bisa diperoleh dari makanan hewani dan sayuran. Contoh makanan kaya zat besi antara lain, tiram, hati, kerang, kalkun, sarden, udang, daging sapi, sereal, lentil, biji labu, dan kacang-kacangan.
Kurangi minum teh dan kopiStudi menunjukkan, teh dan kopi menghambat penyerapan asupan zat besi dalam tubuh. Teh sangat tinggi tingkat polyphenolnya, sehingga menghambat penyerapan zat besi. Penurunan penyerapan zat besi bisa mencapai 70 persen jika konsumsi teh terlalu banyak, dan 40 persen akibat konsumsi kopi. Bahkan kopi pekat bisa mengurangi penyerapan zat besi sebesar 50 persen.
Suplemen zat besiDosis harian yang direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen zat besi untuk wanita berusia antara 14-18 tahun adalah 15mg. Sedangkan pada wanita usia 19-50 tahun, dosis ditambah 3mg. Pada wanita hamil dianjurkan konsumsi dosis lebih tinggi, antara 17-22mg, sementara ibu menyusui harus dikurangi sedikit menjadi 15mg. Dan, untuk wanita usia 50 tahun ke atas dianjurkan untuk mengonsumsi 8 mg sehari.
Monitor siklus haidWanita yang mengalami pendarahan berat selama siklus haid bisa menjadi anemia. Untuk itu, penting mengawasi siklus haid, karena perdarahan hebat bisa menyebabkan Anda kekurangan zat besi. Jika pendaharan terlalu banyak, dan menyebabkan lemas selama haid sebaiknya perbanyak makanan kaya zat besi, atau konsultasi ke dokter untuk menentukan dosis tepat suplemen yang akan dikonsumsi.
Minum jus jerukVitamin C membantu tubuh menyerap zat besi dengan baik. Jika tak suka mengonsumsi buah utuh, jus jeruk bisa menjadi sumber vitamin C yang baik untuk tubuh.
Berhati-hati saat memasak makananMemasak makanan terlalu matang dan menggunakan banyak air bisa mengurangi kandungan zat besi yang ada dalam sayuran dan bahan makanan yang Anda masak. Makin banyak air yang Anda gunakan untuk memasak makanan, makin banyak zat besi akan ada dalam air yang Anda buang. Usahakan mengolah makanan dalam suhu serendah mungkin agar nutrisi makanan tak hilang.
Bayi juga bisa alami anemiaBayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah mengembangkan anemia, karena tingginya kandungan zat besi dalam ASI. Untuk itu berikan selalu ASI untuk si buah hati.
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “Jangan Remehkan Anemia”
Posting Komentar