Pilih Mana? Marah atau Tersenyum?

“Ambillah waktu untuk tertawa, sebab hal itu merupakan hiburan bagi jiwa Anda.”
- Thecia Merlo

             Seorang guru Zen Buddhisme menyarankan bahwa tertawa tertawa terbahak-bahak pada pada awal hari ini akan menempatkan hidup Anda dalam perspektif. Tertawa dapat  melatih otot-otot kita dengan cara yang menguntungkan dan melepas gangguan sebelum hal itu timbul. Tertawa seperti pijatan dari dalam keluar.

            Saat marah, wajah membutuhkan 31 otot untuk berkontraksi. Tetapi, saat tersenyum hanya dibutuhkan 16 otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan orang yang suka marah, cemberut, atau mengeluh akan tampak lebih cepat tua dari usianya dan orang yang suka tertawa terlihat lebih awet muda.

            Norman Cousins mengatakan bahwa kita harus tertawa setiap hari untuk melepaskan “zat-zat periang” tubuh kita sendiri – yaitu endofin, bahan kimia yang diciptakan tubuh secara alami untuk membuat kita gembira.

            Semua orang srtuju bahwa tawa dan keceriaan dapat memberikan efek rileks ketika hati begitu tertekan karena berbagai masalah. Kegembiraan memang tidak langsung dapat menghapus semua persoalan yang sedang kita hadapi. Namun, jika hati dan pikiran rileks dan tenang, kita pasti memiliki energy yang lebih untuk menyelesaikan tantangan hidup.

            Marilah kita belajar untuk tidak terus-menerus larut dalam kesedihan dan kemurungan. Cobalah tersenyum dan tertawa. Jika Anda sulit melakukannya sendirian, cobalah menonton film-film humor yang dapat membantu Anda tertawa dan melepas stress. Percayalah, selama kita masih ada secercah harapan bagi kita untuk bangkit mengatasi riak-riak kehidupan.






Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.


Share |


Artikel Terkait:

Comments :

0 komentar to “Pilih Mana? Marah atau Tersenyum?”


Posting Komentar