“Sukses bukanlah berlari dengan sepatu boot. Selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit adalah jalan menuju kemakmuran, kebijaksanaan, dan kemuliaan”
-Sir Thomas Fowell Buxton
Zhang Ziyi meraih gelar “Bintang Cina Tersukses”setelah meraih 31.439 suara dalam polling nasional majalah Bazaar. Karier dan reputasi tumbuh pesat di industri film internasional. Ziyi dipuji karena kecerdasan, rasa percaya diri, sikap mandiri, dan ambisiusnya. “Aku hanya semakin tahu bahwa tidak ada jalan singkat menuju kesuksesan.” Katanya.
Saya sependapat dengan Ziyi bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu yang terbaik, ia harus mambayar sesuatu harga yang mahal. Tidak ada kesuksesan yang cuma-cuma. Harga kesuksesan itu kita bayar dengan sikap yang tidak mudah menyerah pada penolakan dan kegagalan.
Saya teringat beberapa tahun silam, ketika pertama kali saya memulai karir sebagai penulis. Saya mengawali karier tersebut dengan menjadi penulis cerpen (cerita pendek) anak. Saya sangat tertarik dengan dunia anak-anak karena selain ceritanya lebih mudah dibuat dan sederhana, ada pesan moral yang dapat saya sampaikan. Pekerjaan yang saya kerjakan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Penolakan demi penolakan saya terima dari berbagai penerbit. Hingga akhirnya, berkat ketekunan, mental yang tidak mudah menyerah dan selalu mencoba, cerpen saya pun diterbitkan dalam sebuah tabloid.
Sejak itu, Tuhan melipatgandakan pekerjaan tangan saya. Dari menulis sebuah cerpen, lalu beralih menulis pengalaman pribadi di berbagai majalah dan tabloid. Dan akhirnya, saya mencoba untuk menulis renungan harian. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Akhirnya saya diterima di salah satu renungan Market Place di Jakarta. Meskipun kemampuan itu sangatlah terbatas – saya belum pernah menulis renungan harian, tetapi saya mau belajar, apalagi saya senang mencoba sesuatu yang baru. Bulan-bulan pertama saya menulis, saya banyak mengalami kesulitan, mulai dari masalah teknologi sampai penulisan kata-kata yang belum sempurna. Awalnya, saya putus asa karena sering ditegur editor. Tidak jarang saya berkata, “Sepertinya pekerjaan ini memang tidak cocok untuk saya. Sepertinya saya memang terlalu percaya diri mengerjakan tugas ini!” Saya begitu putus asa hingga berpikir untuk berhenti. Namun, di dalam hati yang terdalam, saya masih ingin tetap menulis. Dengan kerendahan hati, saya mulai belajar menerima semua kritikan, masukan, dan koreksi dari teman yang lebih senior. Kata-katanya yang tidak enak didengar menjadi cambuk untuk menghasilkan karya yang lebih maksimal.
Tanpa terasa, semakin hari tulisan saya semakin baik dan meningkat. Pujian dari editor membuat saya menjadi lebih percaya diri. Akhirnya, sampailah saya pada sebuah titik kerja yang memuaskan hingga mendorong saya untuk menulis renungan lain. Hingga sekarang, saya menulis di enam renungan yang berkantor di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Dan pada pertengahan tahun 2008, buku pertama saya pun diterbitkan. Disusul buku kedua pada bulan Oktober.
Jika melihat kembali perjalanan yang sudah saya lalui, tidak jarang mata berkaca-kaca melihat campur tangan Sang Khalik yang luar biasa. Bila Dia tidak menyertai dan menolong saya melalui teman-teman senior, mustahil saya bisa berjalan sejauh ini. Pengalaman hidup membuat saya mengerti bahwa memang tidak ada jalan singkat menuju kesuksesan sejati. Kadang Tuhan membawa saya kepada lembah-lembah yang menakutkan, jurang yang terjal, dan bukit yang terlalu tinggi untuk didaki. Tetapi semua rintangan itu saya perlukan untuk membuat fondasi kesuksesan yang kuat dan kokoh, dasar yang tidak akan goyah meskipun diterpa oleh badai kehidupan.
“Diperlukan waktu 20 tahun untuk membuat kesuksesan semalam.” Kata Eddie Cantoe. Mungkin sebagian orang berpikir, “Untuk apa saya membuka karier mulai dari nol, toh jalan pintas terbuka dimana-mana? Saya tinggal memilih berbagai cara yang ada!” Itu benar. Ada banyak jalan menuju kesuksesan. Namun, ingatlah bahwa sesuatu yang diperoleh dengan cepat, akhirnya tidak diberkati. Menempuh jalan yang panjang memang sulit, tetapi jangan terpancing untuk mengambil jalan pintas. Karenanya, jangan pernah tergiur dengan cara instan yang akhirnya menjerumuskan. Lagipula, melakukan sesuatu yang mudah tidak mendatangkan kesenangan, kepuasan, atau suka cita yang besar, bukan?
Taken from Inspirasi 5 Menit by Imelda Saputra
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “Tak Ada Jalan Singkat Menuju Kesuksesan”
Posting Komentar