“Tidak ada orang yang sempurna. Itulah sebabnya, pensil-pensil mempunyai penghapusnya.”
-Anonim
Pepatah Cina mengatakan, “Air yang terlalu jernih tidak akan ada ikannya.” Zaman dahulu di negeri Cina, hiduplah seorang hakim yang super idealis. Ia menginginkan semua kasus yang dialaminya berjalan sempurna dan lancar. Hakim ini terkenal perfeksionis.
Suatu hari, sang Raja memerintahkannya untuk menyelidiki kasus penyelundupan ikan yang terjadi di pelabuhan. Raja mengatakan, “Tangkaplah tiga orang yang menjadi otak kasus tersebut, sedangkan penjahat kelas terinya biarkan saja.”
Sebenarnya sang Hakim ingin memberantas semua pelakunya. Namun karena perintah Raja demikian, ia pun menurutinya. Setelah penangkapan penjahat kelas kakap tersebut, penyelundupan yang terjadi di pelabuhan menurun hingga 90%.
Dalam hidup ini, terkadang kita perlu menerima realitas bahwa kita tidak mungkin mampu menjalankan hubungan bisnis, keluarga, dan pertemanan dengan sempurna tanpa cacat. Ada saatnya kita perlu menolerir sesuatu yang ridak esensial. Bukankah orang bijak sering berkata, “Bekerjalah bukan demi kesempurnaan, tetapi demi kemajuan”? Ingatlah hukum Pareto 80/20, melakukan mana yang paling penting dan besar, bukan hanya yang mendesak. Sebagian orang begitu bingung dengan sesuatu yang penting dan genting. Misalnya, mereka berkata, “Saya harus segera mengisi tangki bensin mobil saya, karena kendaraan ini akan saya pakai esok hari.” Mereka sibuk dengan mengisi tangki bensin, tetapi lupa untuk mengisi tangki emosi anak-anak mereka. Mereka memprioritaskan masalah pekerjaan sampai lupa meluangkan waktu bersama istri dan anak-anak. Akibatnya, jika suatu hari itu sudah berlalu, kita hanya melakukan sesuatu yang mendesak saja, bukan sesuatu yang berdampak kekal. Hal itu bisa terjadi karena masalah pekerjaan mempunya tenggat waktu dan sekretaris yang dapat mengingatkan kita tentang tugas-tugas yang perlu diselesaikan. Sedangkan untuk berjalan-jalan, makan malam, atau pergi ke toko buku dengan orang terkasih tidak ada jadwal tetapnya, bukan? Jadi benarlah prinsip Parker: semua orang suka melakukan apa yang ia sukai, bukan apa yang seharusnya ia lakukan. Ya, kita memang cenderung mengerjakan apa yang kita senangi dan kita pikir bermanfaat untuk saat itu, tetapi lupa mengerjakan sesuatu yang benar-benar harus kita lakukan. Hari ini, mari kita belajar menyiasati hal-hal yang penting untuk pencapaian sasaran jangka panjang.
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “TERLALU IDEALIS”
Posting Komentar