tahun. Sungguh, bukan waktu yang singkat. Karyawan-karyawan baru
kagum melihat Rukmini betah bekerja selama itu di perusahaan yang
sama. Tidak pindah-pindah. Kok bisa ya?
Hebat. Banyak orang yang
ingin mendengar cerita dibalik ketekunan dan kesetiaan Rukmini
terhadap pekerjaannya.
Tapi, sebenarnya Rukmini tidak merasa bangga dengan masa kerjanya
yang lama. Malah hatinya terasa kosong. Baginya, bekerja sekian lama
biasa-biasa saja. Tidak ada istimewanya.
Dia hanya sekedar menjalani hidup dan bekerja dari hari ke hari. Tahu-
tahu tanpa terasa sudah 16 tahun dia bekerja. Memang dia sekarang
punya bawahan yang membantunya bekerja. Tapi dia malah merasa lebih
pusing karena harus membimbing mereka.
Mereka semua sungguh menyita waktunya. Dia harus mengajarkan
semuanya. Sepertinya mereka sulit disuruh belajar. Berbeda jauh
dengan Rukmini dulu. Ketika dia masuk kerja, segala sesuatu
dipelajarinya dengan cepat dan penuh semangat.
Bila semua pekerjaan sudah selesai, dia selalu mendatangi atasannya
untuk membantu pekerjaan atasannya. Apa saja. Dari tidak mengerti
bagaimana cara mengoperasikan komputer sama sekali, kini dia sudah
menguasai komputer, meskipun tidak terlalu hebat. Tapi paling tidak,
dia tidak ketinggalan zaman.
Kini, para karyawan baru terlihat lebih santai. Kurang giat dan
kurang serius. Terlalu sering ngobrol dan bercanda. Mula-mula semua
itu sering membuat Rukmini tertekan. Jadinya, dia sering uring-
uringan dan marah-marah di kantor. Sampai-sampai semua orang takut
dengannya karena dia terkenal galak.
Tapi kurang lebih dua bulan ini Rukmini tidak lagi merasa nyaman
dengan keadaannya. Dia merasa sudah tidak bersemangat dalam bekerja.
Hatinya kosong. Sehari-hari Rukmini merasa seperti robot yang bangun
pagi, berangkat ke kantor, mulai bekerja hingga sore, kemudian
pulang. Semua menjadi rutin dan membosankan. Malah, setiap bangun
pagi, rasanya hati menjadi berat dan tubuhnya lelah karena harus
berangkat ke kantor. Pekerjaan tidak lagi memberinya keasyikan.
Suatu hari, seperti biasanya setiap enam bulan sekali, diadakan
pelatihan karyawan di perusahaannya. Biasanya Rukmini merasa malas
untuk ikut-ikutan seperti itu. Sudah bertahun-tahun dia tidak pernah
mau mengikuti pelatihan karyawan. Lebih baik istirahat di rumah.
Lagipula dia merasa semua pelatihan itu tidak ada manfaatnya bagi
dirinya sendiri. Dia sudah lebih berpengalaman daripada pembicaranya.
Materi yang diajarkan juga biasa-biasa saja, itu-itu lagi. Tidak ada
yang baru. Sudah tahu semuanya.
Agak berbeda
Tapi, kali ini Rukmini ingin mencari sesuatu yang agak berbeda. Dia
merasa sedang tidak bersemangat lagi dalam bekerja. Hatinya sedang
mencari-cari sesuatu. Dia sedang butuh sesuatu. Mungkin pelatihan ini
bisa menjadi semacam penyegaran baginya.
Karena itu dia berpikir
untuk mengikutinya kali ini. Agak malu sih, ketika dia mengatakan
kesediaannya untuk mengikuti pelatihan. Semua orang heran. Atasannya
sangat gembira meskipun agak heran juga.
Selama pelatihan, Rukmini teringat bagaimana semangatnya dulu dia
bekerja. Ketika dulu dia baru diterima bekerja, rasanya bagaikan
kejatuhan bulan. Dia bekerja dengan semangat penuh. Dulu dia sangat
senang apabila bisa menambah pengetahuan.
Semua pelatihan selalu diikutinya dengan gembira. Semua buku di
perpustakaan kantor, selalu dibacanya. Semua hal baru akan
dipelajarinya. Dulu dia hampir tidak pernah istirahat. Mengingat hal
itu, Rukmini merasa kehilangan sesuatu. Dulu, bekerja menjadi sesuatu
yang mengasyikkan. Dulu, kesibukan menjadi hal yang menyenangkan.
Kini Rukmini sadar dia tidak seperti dulu lagi. Betapa tertutupnya
sikapnya selama ini terhadap perubahan dan kemajuan. Dia ingin
kembali seperti dulu, ketika dengan semangat mempelajari berbagai hal
dan menerapkannya dalam pekerjaan. Rukmini mencoba bersikap lebih
terbuka kali ini. Bukan hanya selama pelatihan, tapi setiap hari dia
berusaha lebih membuka hati terhadap atasannya, teman-temannya, dan
terhadap bawahannya yang sering membuatnya kesal.
Rukmini mencoba mengunjungi toko buku lagi dan mulai melihat-lihat.
Ternyata banyak buku-buku baru yang bagus. Keinginannya untuk membaca
timbul kembali. Diapun mulai menyisihkan dana untuk membeli sebuah
buku baru setiap bulan. Dengan demikian tiap bulan dia harus membaca
habis satu buku. Semangat membacanya tumbuh kembali. Demikian pula
semangat belajarnya.
Baru dua minggu ini dia bekerja dengan lebih bersemangat. Semua orang
heran. Kini Rukmini berubah. Dia tetap tegas, tapi kata-katanya dan
sikapnya tidak galak lagi. Dia lebih rajin memantau perkembangan
bawahannya dan pekerjaan mereka. Dia selalu menanyakan apa kesulitan
yang dihadapi dan bersedia membantu memberi solusi. Dia memotivasi
mereka untuk semakin menyukai pekerjaan.
Tanpa terasa, divisinya mengalami perubahan positif. Semua bawahannya
tanpa terasa menjadi lebih giat bekerja. Semua tugas diselesaikan
lebih cepat. Suasana kerja menjadi penuh semangat dan menyenangkan.
Semua senang. Change yourself! Then you will change other people!
Sumber: Potensi Diri - Berubah oleh Lisa Nuryanti, Pemerhati Etika dan
Kepribadian
Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.
Comments :
0 komentar to “Berubah”
Posting Komentar