Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata


"Kami tidak menyia-nyiakan waktu, walaupun satu menit saja, karena 
kami berharap apa yang kami lakukan bisa bertahan selamanya. 
Yang terpenting adalah mengatasi segala hal yang ada saat ini sebaik 
mungkin dan berhati-hati dengan apa yang sedang berlangsung saat 
ini." 
Cheng Yen, pendiri Tzu Chi,
yayasan kemanusiaan yang berpusat di Hualien- Taiwan

Bagaimana mewujudkan kasih sayang dan cinta kita ke dalam suatu 
tindakan yang berarti bagi sesama yang sedang menderita atau sedang 
dilanda kesusahan? Yang jelas hal itu membutuhkan kekuatan besar. 
Dikatakan bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah kekuatan untuk 
memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas, entah dalam 
bentuk materi, waktu, motivasi atau tenaga. 

Wanita yang dianggap sebagai mahluk tidak berdaya ternyata banyak 
berkiprah dalam misi kemanusiaan. Beberapa diantara mereka adalah 
Bunda Teresa atau Master Cheng Yen. Kedua wanita tersebut telah 
melakukan ribuan aktifitas dalam misi kemanusiaan yang menyentuh 
hati ribuan manusia di seluruh penjuru dunia. Ada baiknya kita 
belajar dari kedua wanita tersebut tentang bagaimana membuka hati 
sesering mungkin dan menghiasinya dengan cahaya cinta serta 
menemukan jati diri kita. 

Teresa menegaskan bahwa yang terpenting untuk menolong orang yang 
sedang tertimpa kemalangan adalah segera melakukan tindakan nyata. 
Cheng Yen mengungkapkan hal senada ketika diwawancarai di Hualien – 
Taiwan. "Masyarakat harus aktif ambil bagian untuk memberikan 
pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Di rumah sakit yang 
mengharuskan pasien membayar biaya administrasi terlebih dahulu 
sebelum mendapatkan pertolongan akan menghabiskan banyak waktu yang 
sangat berharga untuk memberikan pertolongan pertama," katanya. 

Semakin cepat memberikan bantuan, semakin baik. Teresa mencontohkan 
sebuah kelaparan yang pada saat itu sedang melanda penduduk di 
India. Diadakanlah konferensi di kota Bombai untuk membahas langkah-
langkah penanggulangan kelaparan tersebut hingga 15 tahun ke depan. 
Teresa dijadwalkan hadir sebagai undangan istimewa. Tetapi wanita 
tersebut tersesat sehingga terlambat hadir. 

Dengan tergopoh-gopoh Teresa datang ke komplek gedung konferensi 
tersebut. Tetapi sesaat sebelum memasuki gedung, Teresa melihat 
seseorang yang sedang sekarat karena kelaparan. Tanpa pikir panjang 
ia segera membawa orang itu ke kliniknya. Namun nyawa orang itu tak 
dapat tertolong. Kejadian membuatnya terpukul dan menyeru kepada 
dunia agar tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk berdiskusi, 
tetapi segera melakukan tindakan pertolongan yang nyata. 

Teresa meminta kita segera mewujudkan cinta kasih kita kepada 
sesama, bahkan sejak detik ini. Tidak harus dalam jumlah besar, 
tidak juga terlalu sedikit. Langkah yang bisa kita tempuh misalnya 
secara disiplin menyisihkan uang lima ratus rupiah per hari. Lima 
ratus perak mungkin tidak ada arti bagi kita. Tetapi jumlahnya akan 
sangat besar bila digabungkan dengan ribuan orang lainnya, dan 
dikumpulkan secara rutin. Komitmen untuk mendermakan lima ratus 
rupiah saja adalah wujud tindakan nyata atas kasih sayang kita 
kepada sesama. Bantuan sekecil apa pun nantinya akan sangat berarti 
bagi ribuan orang yang membutuhkan bantuan, misalnya bagi seorang 
ibu miskin yang harus membesarkan anak-anaknya sendirian. 

Misi kemanusiaan Cheng Yen, dalam sebuah organisasi kemanusiaan 
bernama Tzu Chi semula hanya didukung oleh 30 orang ibu rumah 
tangga. Mereka menyisihkan uang belanja setiap hari sebesar 50 sen 
atau sekitar 0,02 USD (200 rupiah jika nilai 1 USD setara dengan 
10.000 rupiah). Kedermawanan Cheng Yen serta ketulusan hatinya 
menggerakkan puluhan ribuan orang donatur untuk sama-sama 
berpartisipasi dalam misi kemanusiaan tersebut. 

Bermula dari uang 200 rupiah, Tzu Chi aktif membantu masyarakat yang 
ditimpa bencana di seluruh dunia. Mereka mengirimkan bantuan kepada 
para korban bencana alam di seluruh dunia berupa bantuan pangan, 
pakaian dan obat-obatan. Tzu Chi juga mengirimkan ribuan relawan 
profesional untuk memberikan penanganan medis serta membantu 
masyarakat membangun kembali kehidupan mereka. 

Dengan dibantu lebih dari 30.000 relawan profesional, Tzu Chi telah 
berhasil mengentaskan ribuan masyarakat miskin, memberikan pelayanan 
kesehatan, mendirikan ratusan rumah sakit, sekolah, pusat penelitian 
dan pengembangan sosial budaya untuk komunitas lokal di lusinan 
negara, termasuk di Indonesia. Salah satu bintang di Asia versi 
majalah Business Week, terbitan bulan Juli 2000 itu menunjukkan 
bahwa misi kemanusiaan besar dan sangat berarti bermula hanya dari 
tindakan kedermawanan hati yang sederhana, yaitu beramal 200 rupiah 
per hari. 

Selain itu, Cheng Yen menjadi tokoh yang sangat berpengaruh di 
Taiwan. Beberapa kandidat perdana menteri Taiwan bahkan sengaja 
mengunjunginya untuk mohon doa restu dan dukungan. Tak dapat 
dipungkiri bahwa popularitas dan pengaruh besar Cheng Yen 
dikarenakan kedisiplinan serta upayanya yang tulus dan ikhlas dalam 
misi kemanusiaan. 

Begitupun Bunda Teresa, namanya harum di seluruh dunia karena 
ketulusan hatinya. Ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun atas 
bantuan yang sudah ia berikan. "Kalau kita melakukan sesuatu bantuan 
hanya ingin dapat nama atau penghargaan, perbuatan itu tidak akan 
bertahan lebih dari satu tahun. Hanya mereka yang berbuat untuk nama 
Tuhan, baru akan melanjutkan selama-lamanya," katanya. Satu hal yang 
mesti kita sadari bahwa bantuan sekecil apapun yang dilakukan dengan 
tulus ikhlas pastilah memberikan dampak positif terhadap diri kita 
entah sekarang atau nanti. 

Perjuangan kedua wanita tersebut dalam misi kemanusiaan juga 
memberikan satu teladan kepada kita, bahwa semangat kebersamaan 
untuk memberi merupakan kekuatan yang luar biasa. Suatu ketika Cheng 
Yen kehabisan dana untuk membangun sebuah rumah sakit. Seorang 
donatur kaya datang lalu menawarkan bantuan dana untuk menyelesaikan 
proyek tersebut hingga dapat dioperasikan. Tetapi Cheng Yen menolak 
tawaran itu. Ia berpendapat bahwa 30 aktifitas memberi akan jauh 
lebih penting dibandingkan satu aktifitas saja. 

Ia ingin setiap proyek untuk misi kemanusiaan, misalnya membangun 
rumah sakit, sekolah maupun pusat penelitian dan bantuan kemanusiaan 
lainnya terhadap korban bencana, menjadi sarana bagi banyak orang 
untuk ikut berpartisipasi dalam memberi. "Percaya pada diri sendiri, 
bahwa apa yang ingin saya wujudkan adalah murni. Percaya pada orang 
lain bahwa setiap manusia pasti ada cinta, yang sedang menunggu 
untuk dibangkitkan," tegasnya. Dengan keyakinan itu pula, Cheng Yen 
berhasil menyelesaikan semua proyek kemanusiaan Tzu Chi, termasuk 
proyek yang paling sulit sekalipun yaitu membangun rumah sakit di 
beberapa tempat di seluruh dunia yang dilengkapi dengan sarana 
modern dan tenaga medis profesional. 

Beberapa hal yang terungkap, tentang kiprah Master Cheng Yen maupun 
Bunda Teresa dalam misi kemanusiaan, tak sulit kita ikuti. Langkah-
langkah yang mereka tempuh sangat sederhana, tetapi sarat semangat 
kebersamaan dan ketulusan hati. Tak ada salahnya bila sejak detik 
ini kita tergerak untuk mengikuti langkah-langkah sederhana kedua 
wanita mulia itu, sekaligus membuktikan bahwa kitapun mampu memberi 
arti bagi orang lain. 

Sumber: Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan 
Nyata oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah seorang motivator, pengusaha, 
dan penulis buku-buku best seller 






Jika menurut sobat artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.


Share |


Artikel Terkait:

Comments :

0 komentar to “Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata”


Posting Komentar